Hello fellow..
Sebelumnya terimakasih kepada Amsa yang telah mengundang Medifka ke acara ini. Kurang lebih 2 minggu yang lalu, tepatnya tanggal 10 Desember 2011, medifka diundang amsa nih teman-teman. Nama acaranya "
Dont Dis Their Ability". Acara ini bertempat di YPAC Palembang dengan alamat Jln. Mr. R. Sudarman Gandasubrata No. 2727, Sukatani Palembang 30113. Karena ini acara Amsa, tentu aja panitianya rekan-rekan kita dari Amsa, sedangkan pesertanya adalah anak-anak luar biasa yang bersekolah di YPAC (Yayasan Penidikan Anak Cacat) Palembang. Memang tidak semua anak turut serta dalam acara itu, sebagian yang lain harus bersekolah seperti biasanya.
Saya lebih tertarik untuk membahas apa yang saya sendiri dapatkan disana. hehe. Dari informasi yang saya dapatkan, di sekolah YPAC ini terdiri dari 4 kelas. Rentang umur mereka yang hadir dalam acara ini adalah 6-17 tahun tetapi kelas di sini tidak dikelompokkan berdasarkan usia, melainkan berdasarkan IQ. Untuk lebih detailnya lagi saya juga belum begitu jelas. Saya berbincang dengan salah satu ibu guru di sana, beliau mengajar anak-anak dengan IQ terendah. Kalau saya tidak salah, IQ mereka tidak lebih dari 60 saja. Di kelas beliau terdapat 6 orang anak. Memang ketika saya melihat-lihat ke dalam sekolah, kelas-kelas di sana tidaklah besar. Bahkan 10 anak pun tidak sampai dalam 1 kelas. Kalau kata bu gurunya sih 6 orang saja sudah susah, tidak mungkin untuk menampung 20 atau 40 siswa layaknya sekolah biasa, bisa keder gurunya. hehe. Dari kelas beliau, 3 anak datang ke acara ini. Mereka adalah Alwi, Kiki, dan Ahmad. Alwi dan Kiki menderita kelainan Sindroma Down. Tetapi sekilas, penampakkan dari Kiki lebih baik dari Alwi. Ini karena ibunda dari Kiki sudah mengajak Kiki terapi sejak kecil. Sedangkan Alwi, dia baru-baru ini diterapi. Memang penemuan dini Sindroma Down dan terapinya lebih bagus dilakukan sejak kecil, bahkan bayi. Tetapi bu guru ini bilang kalau Alwi adalah anak yang pintar di kelasnya. Memang Tuhan Maha Adil. :) Ahmad, errmm, dia ini datang dari Tasik. Keluarganya termasuk kurang mampu, dan mereka tidak terlalu sadar akan kekurangan Ahmad pada mulanya. Untung tante Ahmad ini datang ke Tasik dan melihat Ahmad yang 'berbeda' dari yang lainnya. Akhirnya Ahmad dan ibunya dibawa ke Palembang oleh tantenya dan dia disekolahkan di YPAC. Ahmad ini tidak bisa berada di keramaian. Ketika acara dimulai dia mulai menutup kupingnya. Para kakak panitianya pun jadi menenangkan dia, tapi Ahmad malah jadi makin takut dan menangis. Akhirnya kakak panitia memperbolehkan Ahmad berada di luar untuk menenangkan diri. Sari yang menemani Ahmad dan ibunya di luar sepanjang acara. hehe. Nah tadi itu sekilas tentang siswa-siswa salah satu kelas di YPAC Palembang. Ada lagi yang paling menarik menurut ibu guru satu ini, yaitu ketika upacara. Bayangkan saja, seperti yang kita tau, di sekolah biasa saja mengatur upacara itu sangatlah susah, tidak jarang guru saya marah-marah sampai naik darah di kala senin pagi. hihi. *eh kok jadi curhat sih?* nah ini, dengan anak-anak yang luarrrrr biasa, beliau bilang upacara jadi seruuuuuu sekali. butuh tenaga sangat ekstra untuk mengatur para siswa dan tentu saja, tidak bisa sampai 'sediam' di sekolah umumnya.
Ok, let's back to the event..
Apa lagi ya yang saya lihat di sana? oia, tentunya tidak semua siswa di YPAC ini Sindroma Down, tetapi ada juga yang bistul (bisu-tuli), autis, bahkan ada yang sampai memakai kursi roda ada di YPAC dan masih banyak yang lainnya. Sayangnya saya tidak mengerti (sama sekali) tentang bahasa tangan dan sayangnya lagi mereka tidak membawa alat bantu dengar. Untuk anak-anak yang seperti ini mereka sekilas terlihat sangat normal. Ganteng-ganteng dan cantik-cantik malah. :) Oia, ada seorang anak bernama Vina. Dia cantiiikk banget.. Badannya tinggi langsing dan kulitnya putih, cocok dengan rambut panjangnya. Ada juga yang namanya Bayu, dia tampan dan pintar bernyanyi. Ketika saya tanya apa cita-citanya mulanya dia bingung, tapi ketika saya bilang jadi penyanyi saja dia sangat senang dan setuju. haha. Ada juga 2 orang yang secara gerilya saya comblangin. Tapi ketika di ujung-ujung acara, saya berusaha meyakinkan si cowok untuk mengerjar si cewek, eh ternyata si cowoknya uda punya pacar. hahahaha. Ada-ada saja. Jangan meremehkan memang. :) Oia, ada 2 anak laki-laki ganteng lainnya yang saya dekati. *tolong jangan berpikiran negatif :p* Didi dan temannya. Ketika saya
anamnesa wawancara mereka secara terpisah, reaksi mereka sama. Gelisah dan malu. Mereka menjawab pertanyaan saya dengan suara yang sacngat halus sampai nyaris tak terdengar dan mereka tidak bisa duduk diam alias terus menerus menolehkan badannya kesana kemari. Mereka sama-sama tidak mau melihat wajah saya apalagi mata saya. Yaah, daripada mereka makin stres lebih baik saya menghentikan bertanya-tanya lebih lanjut kepada masing-masing dari mereka.Yang tidak kalah membingungkan saya adalah si Jonah. Saya melihat dia bermain sendirian di pintu samping yang dipasangi tirai-tirai pita. Saya pun tak tahan untuk tidak
mengepoi mendekati dia. Saya mulai dengan menanyakan nama dia. Tidak digubris. Lanjut dengan kelas dia, rumahnya dimana, dsb. Tetapi, sama sekali tidak digubris. Dia sempat melihat saya beberapa detik dan kemudian asik lagi bermain dengan tirai-tirainya. Lama saya di sana mencoba bermain dengan dia, tetapi saya tidak bisa masuk ke dalam lingkungan yang seakan-akan dia ciptakan sendiri. Gurunya pun datang ke kami dan menyuruh dia untuk duduk, pada mulanya memang tidak digubris. Gurunya pun membimbing dia secara halus, cukup berefek tetapi tidak sampai dia ingin duduk. Jonah lanjut bermain. Sampai akhirnya guru tsb. harus mengancam untuk mencubit dia kalau dia tidak mau duduk. Miris sekali saya melihatnya. Yah tapi mau bagaimana lagi, kalau tidak seperti itu Jonah tidak mau menurut.
Saya sempat berkeliling ketika lomba mewarnai, banyak dari mereka yang lihai mewarnai dan bahkan ada yang jago menggambar loh. Salut saya. Ada juga lomba puzzle, merias, dan joget balon. Haha. Lomba joget balon dan merias itu sesuatu banget deh. Yang dirias siapa deh? Tentu aja kakak-kakak panitia yang gagah-gagah diubah jadi cantik jelita. wuiidiih. Mantep kan? ;) Dan ketika joget balon, suasana makin meriah dan seru. Diiringi oleh lagu sus Ayu Ting-Ting kami pun berjoget bersama. Waah pokoknya asik banget deh. :D
|
Didi si pemalu |
|
Semangat dek warnainnya! |
|
go colouring! yeah! :D |
|
si cantik Vina |
|
tuh kan rapih warnanya.. |
|
ayo2 jangan nyontek :p |
|
Alwi :) |
|
bersatu-padu dengan peserta :) |
Demikian segelintir kisah yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Untuk melihat kegiatan full nya bisa dibuka di blog Amsa Unsri
http://amsafkunsri.blogspot.com/2011/12/wdd-2011.html. Acara berlangsung dengan lancar dan sangat sukses. Sekali lagi terimakasih kepada Amsa yang telah mengundang Medifka ke acara ini, karena saya mendapatkan banyak pengalaman dan pelajaran baru selama acara ini berlangsung. Melihat senyuman dan mendengar tawa mereka adalah hal yang sangat menyenangkan.
Sesungguhnya mereka tidaklah berbeda dengan kita, mereka hanya mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh kita. Dan patut kita ingat, Tuhan tidak akan pernah menciptakan sesuatu yang sia-sia. ;)
Pesan saya, dikutip dari buku 2 karangan Donny Dhirgantoro, "
Jangan pernah meremehkan manusia karena Tuhan sekali pun tidak pernah"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar